Kamis, 04 Juli 2013

Maradona Mau Latih tim Garuda



Legenda hidup sepak bola Argentina Diego Armando Maradona membuka peluang bagi dirinya untuk melatih tim nasional Indonesia, karena ia melihat sepak bola Indonesia bisa maju dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dikatakan Maradona dalam jumpa pers di ASEAN Room Hotel Sultan di Jakarta Minggu (30/6). "Mungkin, saya bisa menjadi pelatih Indonesia. Tapi, Tim Garuda saat ini masih punya pelatih. Saya tetap menghargai. Siapa pun pelatih Indonesia pasti sudah bekerja dengan baik," ucap mantan dengan julukan Si Tangan Tuhan itu.

Namun, Maradona mengatakan, sebelum setuju melatih timnas Indonesia, ia ingin lebih dahulu melihat proyek besar yang akan dibangun sepak bola Indonesia. "Kalau ada proyek yang bagus dan serius di Indonesia, kenapa tidak?" kata pria berusia 52 tahun itu. Menurutnya, Indonesia mempunyai peluang meningkatkan level sepak bola. Apabila ditangani secara serius, Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan sepak bola. "Melihat pertandingan sepak bola Indonesia, mereka bisa meningkatkan kemampuan," ujarnya.

Namun, dalam kesempatan sebelumnya, yaitu gala dinner di Djakarta Theater, Sabtu (29/6) malam, Maradona juga mengingatkan, Indonesia bisa memanjukan sepak bolanya apabila menjauhkan cabang olahragaini dari intervensi politik. "Pertama kali datang ke Indonesia saya merasa sangat senang. Saya mau datang ke Bali atau tempat lain, Apa yang saya ingin, politik jangan dicampur dengan sepak bola," tutur Maradona.

"Hanya satu cara agar Indonesia bisa negara besar di persepakbolaan, yaitu kerjasama," sambung mantan pemain Boca Juniors itu. Setelah pensiun dari sepakbola, Maradona pernah menangani klub dan sekali tim nasional. Klub-klub yang pernah dilatih Maradona antara lain Mandiyu de Corrientes, Club Montenegro, Racing Club, dan Al-Wasl. Sedangkan timnas yang pernah dibesutnya adalah Argentina.

Berkaitan dengan soal politik inilah yang sempat membuat Maradona kehilangan semangatnya berada di Indonesia. Ini terjadi setelah ia sadar, keberadaannya di Indonesia dimanfaatkan segelintir politisi untuk mendongkrak popularitasnya. "Ini (keberadaan Maradona di Indonesia) jelas-jelas mengarah kepada politik," kata Ketua Badan sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI), Eddy Sofyan ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (30/6).

Semla Maradona dijadwalkan untuk mengadakan kegiatan coaching clinic, gala dinner, tango footbal, dan seminar sepakbola di Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Namun di Kota Makassar, Maradona dipolitisi sebagai alat politik memilih salah satu pasangan calon wali kota. Calon wali kota itu adalah Irman Yasin Limpo, adik Gubernur Sulsel Syahrul Yasim Limpo. Wakakakaka jelas-jelas Maradona mau seminar, eh malah disuruh ikutan pilkada.. suram bener yah.. :v :v

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Publikasi dan Dokumentasi RB. Budi Surjono membawa beberapa surat kabar yang menjadi alat bukti bahwa Diego Maradona dijadikan alat politik. "Terlihat jelas ada 7-8 surat kabar tentang Maradona dan pemilihan salah satu pasang calon. Maradona menyampaikan kepada kita bahwa dia datang ke Indonesia bukan untuk dipolitisasi kekuatan politik, tetapi murni bagaimana rakyat Indonesia termotivasi menjadi pesepakbola," ujarnya.

Kekacauan acara juga terjadi ketika Maradona dijadwalkan menggelar coaching clinic dan tango football di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan Jakarta, Sabtu. (29/6) petang. Acara yang sedianya dilakukan di hadapan 300 siswa Sekolah Sepakbola (SSB) di GBK gagal, karena ada kesalahpahaman antara panitia dan pihak Maradona. Maradona merasa tidak punya jadwal coaching clinic, sedangkan panitia menegaskan acara itu ada. Wah... panitianya kagak koordinasi sama Maradonanya yah.., kok ada kesalahpahaman...

Ketua Umum Asosisasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Israan Noor, mengatakan batalnya coaching clinic tersebut dikarenakan kekhawatiran Maradona pada tingkat keamanan dirinnya. Hehe.. kalo bisa ntar di GBK didatangkan pasukan penembak jitu.. jaga-jaga kalo ada yang mau nembak Maradona.. hehe peace.. ._.v

Pantauan Tribun, ratusan orang bisa mendekat dengan bebas ke arah Maradona kendati saat itu puluhan polisi berdiri tegap di sekelilingnya. "Dia memang modelnya seperti itu. Dia capek, tapi dia semangat, Dia mau tampil saja (bersyukur). Begini, kalau kita lakukan seperti itu, jadi tidak efektif. Dari segi pengamanannya dia kurang. Jadi, ini luar rencana," kata Irsan.

Sementara itu, dari Surabaya dilaporkan, harga tiket untuk ikut serta coaching clinic bersama Maradona di Surabaya, dipangkas habis-habisan. Harga tiket yang semula Rp 500.000 selembar, diturunkan jadi Rp 100.000. Ketua Panitia Pelaksana (Penpel) Surabaya, M. Zein Al Hadaad menjelaskan, keputusan diturunkan harga tiket ini dilakukan semata-mata supaya memuaskan dan bisa diikuti banyak peserta.

"Harga tiket peserta coaching clinic sekarang Rp 100.000. Kala yang tango footbal dulu kan Rp 200.000, sekarang diturunkan jadi Rp 50.000 saja," jelas Al Hadaad, Minggu (30/6). Sedangkan utnuk harga tiket gala dinner yang rencananya digelar, Senin (1/7) tetap Rp 5.000.000. "Kami hanya turunkan yang tango dan coaching clinic agar pemain-pemain muda Surabaya yang tidak mampu tetap punya kesempatan ikut langsung," ucap mantan striker Niac Mitra Surabaya ini.

Mamak -panggilan M Zein Al Hadaad- mengungkapkan, hingga semalam sudah ada 40 orang mendaftar ikut tango football. Sementara utnuk coaching clinic jumlah pendaftar mencapai 70-an peserta. "Semoga coaching clinicnya bisa sampai seratus agar lebih meriah dan banyak yang berkesempatan menimba ilmu Maradona," harap Mamak. Maradona awalnya dijadwalkan ke empat kota. Namun, karena kegiatan di Jakarta banyak meleset dari rencana, Maradona pun membatalkan acara ke Medan, melainkan langsung ke Surabaya. Setelah dari Surabaya, Maradona sebenarnya dijadwalkan ke Makassar. Hanya saja, informasinya ke Makassar tidak jadi. "saya tidak tahu kalau acara yang diluar Surabaya. Itu urusan Panpel Pusat, saya hanya fokus mempersiapkan di Surabaya," pungkas Mamak.
Ngambeknya Maradona di Jakarta, membuat panitia pelaksana (Penpel) di Surabaya mengambil langkah antisipatif. Maradona dikasih waktu dua hari berada di kota Pahlawan untuk beraksi menunjukkan kebolehannya, Panpel Surabaya yang awalnya hanya menjadwalkan Maradona melakukan aksinya satu hari, Senin (1/7), diperpanjang sehari menjadi sampai Selasa (2/7)

 

Selanjutnya, pada hari Selasa, Maradona akan unjuk kebolehan di Tugu Pahlawan Surabaya. Mantan pelatih tim nasional Argentina itu beraksi dalam acara tango football dan coaching clinic. Dua agenda tersebut bakal dilakukan mulai pukul 14.00 sampai 18.00. "Awalnya coaching clinic di lapangan ITS, tapi kemudian dipindah ke Tugu Pahlawan. Jadi acara tango football dan coaching clinic hanya di satu tempat. Kami memilih Tugu Pahlawan untuk menggelar tanggo football dan coaching clinic," terang Mamak.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar