Rabu, 25 Desember 2013

Winamp Akhirnya Gulung Tikar, Setelah Bertahan Selama 15 Tahun

Winamp sebenarnya sempat meraih masa kejayaan ketika dijual dari Nullsoft ke AOL seharga 80 juta dollar. Namun sejak penjualan itu, Winamp selalu mendapat gempuran dari berbagai aplikasi pemutar musik yang lain. Walaupun popularitasnya terus menerus menurun, namun Winamp mencoba untuk tetap bertahan. Akhirnya, Winamp memutuskan untuk gulung tikar pada akhir tahun ini. Website dan juga semua layanan web Winamp akan ditutup mulai tanggal 20 Desember 2013, dan aplikasinya juga tidak akan bisa diunduh lagi.















Jika Anda pernah menggunakan Winamp, pasti Anda akan ingat kalimat pada demo MP3 yang diputar ketika Anda selesai menginstalnya, yaitu “Winamp, it really whips the llama’s ass” yang diikuti dengan suara kambing. Ya, suara tersebut mungkin hanya akan menjadi kenangan terhitung 20 Desember mendatang.
Dalam sebuah wawancara dengan Ars Technica setahun yang lalu, Rob Lord, general manager Winamp yang pertama mengatakan, “satu-satunya alasan mengapa Winamp tidak bisa berada di posisi iTunes sekarang adalah karena kesalahan manajemen yang dilakukan oleh AOL ketika baru mengakuisisinya.”
Ya, AOL memang kurang inovatif dalam mengembangkan Winamp. AOL merilis Winamp untuk Android pada tahun 2010 dan juga Winamp untuk Mac pada tahun 2011. Kedua produk tersebut banyak mendapat kritikan karena gagal total di pasaran. Semenjak saat itu Winamp seakan mati suri, bahkan blog resminya pun sudah tidak pernah diperbaharui semenjak satu tahun yang lalu.
Jika Anda merupakan pengguna setia Winamp dan ingin mengunduh versi terbaru sekaligus versi terakhirnya, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengunduhnya di situs resminya. Pasalnya mulai tanggal 20 Desember 2013, Anda sudah tidak bisa lagi mengunduh salah satu aplikasi media player legendaris ini.

sumber

Selasa, 24 Desember 2013

Toleransi Islam untuk 25 Desember



Natal jelas bukan perayaan kaum Muslim, dan kaum Muslim harusnya tidak berkepntingan dengan itu. Namun jelas ada hubungannya dengan kaum Muslim mengingat sebagian besar daripada kita juga berhubungan dengan sesame kita yang merayakannya. Karena itu menjadi penting kiranya kita membahas bagaimana pandangan Islam tentang Natal dan seputarnya serta toleransi kita di dalamnya.

Sebagaimana yang kita ketahui, 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus Sang Mesias (Isa Al-Masih). Walaupun gereja Katolik menganggapnya begitu.

Encyclopedia Britannica (1946), menjelaskan, “Natal bukanlag upacara-upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”. Secara sains, dibuktikan tanggal 25 Desember adalah pertama kalinya matahari bergerak kea rah utara dan memberikan kehangatan setelah matahari berada di titik terendah di selatan pada 22-24 Desember (Winter Solstice) yang menyebabkan bumi berada di titik terdingin.

Karena itulah orang Yunani pada masa awal merayakan lahirnya Dewa Mithra pada 25 Desember, dan orang Latin merayakan hari yang sama sebagai kelahiran kembali sol Invictus (Dewa Matahari Pula). Singkatnya bila kelahiran Yesus disangka 25 Desember, maka itu adalah kesalahan yang nyata.

Namun, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bahwa umat Kristen telah menjadikan tanggal 25 bukan hanya sebagai peringatan, tapi perayaan kelahiran ‘Tuhan Tesus’ bagi mereka. Sehingga permasalahannya berubah menjadi peraqidah. Karena itulah dalam Islam, kita pun dilarang ikut-ikutan merayakan Natal, karena itu adalah perayaan aqidah. Termasuk ikut memberikan ‘selamat natal’ atau sekedar ucapan ‘selamat’ saha. Karena sama saja kita mengakui bahwa Natal adalah hari lahir ‘Tuhan Yesus’ bagi mereka.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : “Bahwasannya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka katakana itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih (QS Al-Maidah [5] : 73)

Seringkali kita beralasan, “Tapi kan enggak enak, dia bos saya/ teman saya/ dll, masak saya nggak ngucapin, kalo dalam hari mengingkari kan gak papa, yang penting niatnya! Toleransi dong!”

Perlu kita sampaikan, niat apapun yang kita punya, apabila kita melakukan hal itu, maka sama saja hukumnya. Dan toleransi bukanlah mengikuti perayaan aqidah umat lain. Oleh karena itu harusnya kita lebih takut kepada Allah disbanding kepada manusia.

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (QS Al-Maidah [5] : 44)

Lalu bagaimana toleransi Islam terhadap agama lain? Toleransi kita hanya membiarkan mereka melakukan apa yang mereka yakini tanpa kita ganggu. Itulah toleransi kita.

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (QS Al-Kafirun [109] : 6)

Toleransi bukannya ikut-ikutan dengan kebablasan dan justru terjebak dalam kekufuran. Sebagai Muslim harusnya kita menyampaikan bahwa perayaan semacam ini adalah salah. Dan kalupun toleransi, bukan berarti mengorbankan aqidah kita, mari kita ingat pesan Rasulullah.

“Sungguh kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu bagaikan buku anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya, sampai kalaupun mereka masung liang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula”. Sebagian sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-oran Yahudi dan Nasrani-kah?” Beliau menjawab : “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (H.R Bukhari dan Muslim).

Alhasil sekali lagi kita mengingatkan bahwa haram hukumnya di dalam Islam mengikuti perayaan Natal, juga termasuk mengucapkan ‘Selamat Natal/Selamat’ ataupun yang semisalnya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita dan mereka.

Sejarah Salib, Swastika, dan Penggunaannya dalam Paganisme dan Kristen



Tulisan di bawah ini tidak bermaksud menyinggung golongan suku, agama, dan ras apapun karena disusun berdasarkan aspek sejarah dan berdasarkan pandangan para sejarawan barat dan Islam tentang Kristen.

Salib adalah lambang yang sangat tua yang terdapat di dunia jauh sebelum lahirnya Nabi Isa atau Yesus. Pada awalnya orang-orang Kristen tidak menggunakan salib sebagai lambing Kekristenan mereka. Benda ini tidak termasuk dalam daftar pertama lambang-lambang Kristen yang disediakan oleh St. Clement. Mulanya yang mereka gunakan justru bintang ikan (Pisces) dan anak domba sebagai lambing Penyelamatnya

Awal mula salib adalah salah satu rasi bintang yang digunakan untuk menandai langit di selatan semenjak zaman awal peradaban manusia. Kemudian oleh kaum-kaum terdahulu yang menyembah bintang salib sebagai lambing bagi para dewa mereka.

Ketika lambing salib akhirnya dipakai, orang-orang Kristen sempat merasa enggan terhadap gambar seorang laki-laki yang tergantung pada salib. Hal ini tidak pernah dilakukan Gereja Kristen sebelum abad ke tujuh.

Faktanya, salib dengan orang tergantung padanya telah dimasukkan oleh orang Romawi dari India berabad-abad sebelum zaman Kristen.

Walker berkata, “Orang-orang Kristen awal bahkan menolak salib karena (bersifat) pagan. Patung-patung Yesus awal tidak menggambarkan dia di atas salib, tetapi dalam samara ‘Gembala yang Baik’ yang membawa domba.” (Acharya, The Christ Conspiracy)

Churchward mengatakan, “Pada dasarnya Salib merupakan tanda astronomi. Salib dengan lengan sama panjang menunjukkan waktu siang dan malam yang sama panjang, dan merupakan tanda equinox.”

Sedangkan Derek Patridge menyatakan, “Yang ditunjukkan oleh salib dengan lingkaran di dalamnya adalah sebenarnya matahari yang mengecil atau mati di zodiac, dan bukan orang.”

Encyclopedia of Funk and Wagnalls menyebutkan bahwa :Tanda salib sudah digunakan sebagai lambang sebelum zaman Kristen.”

Di Italia di mana terletak Roma yang menjadi salah satu pusat paling awal bagi penyebaran agama Kristen, terdapat salib sebagai peninggalan dari zaman prasejarah.

Salib Keltik Pra-Kristen banyak ditemukan di tepi Sungai Shannon di Irlandia ditemukan dengan gambar relief dewa bumi dan roh hutan. Di Mesir purba, yang memuja dewa-dewi yang mati menebus dosa dengan darah, salib dijadikan lambang keagamaan yang umumnya berbentuk huruf T, yang oleh para ahli disebut dengan Tau. Ada pula salib Tau yang atasnya dipasang sebuah “gagang” yang berupa lingkaran. Lingkaran itu melambangkan kekekalan. Sejarawan barat meyakini bahwa konsep Maria dan Yesus adalah duplikasi dari Isis dan Horus.

Salib yang di atasnya bergagang lingkaran itu melambangkan kekekalan hidup atau kehidupan yang abadi. Salib berlingkaran (crux ansata/salib ankh) biasa dipakai di leher para pendeta Mesir Kuno sebagai kalung. Di kalangan berbagai bangsa purba di sekitar wilayah Mediterania, termasuk Funisia yang bertetangga dengan Palestina, lambang salib Mesir itu juga mengandung pengertian hikmah atau kebijaksanaan rahasia.

Selain Salib Tau terdapat satu jenis salib yang disebut dengan Salib Berlengan Sama Panjang. Salib ini dikenal di seluruh dunia purba. Leh para ahli dikatakan bahwa di kalangan dunia purba salib ini melambangkan keempat unsure (bumi, udara, air, dan api) yang dipandang sebagai sumber penciptaan segala sesuatu. Unsur-unsur itu dipandang segala sesuatu yang tercipta darinya, tidak akan pernah musnah, sekalipun berubah-ubah.

Salib berlengan panjang juga digunakan sebagai pemberi tanda (berupa gambar) pada makanan suci maupun wadah-wadah yang berisi air suci keagamaan. Penggunaan salib ini terdapat di kalangan bangsa-bangsa Assyiria, Babilonia, Persia purba, bahkan di benua amerika sebelum datangnya agama Kristen.

Encyclopedia of Funk aand Wagnalls mengatakan, “Bentuk atau model ini adalah salah satu lambang paling awal yang terkenal yang telah dibuat oleh manusia, dan salah satu lambang yang paling menyebar di kalangan bangsa-bangsa primitive. Lambang ini terdapat di seluruh benua selain Australia, dan merupakan lambang dewa matahari, dari Apollo (Romawi), Odin (Viking) sampai Quetzalcoatl (Aztec). Lambang ini masih bertahan hidup sebagai lambang keagamaan di India di kalngan para penganut agama Budha dan agama lain, serta di China dan Jepang, maupun di kalangan suku-suku Indian di Amerika Utara yang masih meneruskan praktek shaman dan pengobatan perdukunan.”

Bagaimanapun, salib merupakan lambang Dewa Matahari. Karena matahari hanya satu bagi seluruh dunia, maka dengan sendirinya di mana-mana di dunia ini, apabila mereka memuja Dewa Matahari maka lambang dan kepercayaannya akan mirip.

Islam menolak dengan keras doktrin seputar peristiwa penyaliban tersebut, karena hal itu adalah konsep Paganisme dan penyembahan kepada dewa-dewa yang sangat bertentangan dengan konsep mmonotheisme atau Ketuhanan yang Maha Satu.

Allah berfirman dalam Qur’an Surah An-Nisa ayat 156-158 :

“Dan lantaran perkataan mereka yang mengatakan : Sesungguhnya kami telah membunuh Isa almasih anak maryam rasul Allah itu, padahal sebenarnya mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya (hingga mati), melainkan hayalah diserupakan saja kepada mereka seakan-akan Isa itu benar-benar telah mati tersalib. Tetapi sebenarnya Allah telah mengangkat Isa itu kepada-Nya dan Allah itu adalah Maha Besar dan Maha Bijaksana.”

Hingga kini banyak para sejarawan Yahudi dan Barat yang tidak mempercayai teori penyaliban Nabi Isa atau Yesus, dikarenakan dahulu adanya pertentangan dalam bangsa Romawi tentang sejarah hal itu. Hal yang melemahkan teori itu adalah perkataan para tentara Romawi yang mengatakan bahwa wajah orang yahudi terlihat sama semua (seperti kita melihat orang negro, orang cina, atau orang bule terlihat sama semua), dan kejadian penangkapan dalam malam hari.

Singa-Singa Padang Pasir Di Perang Nahawand

Mereka adalah sosok pejuang pencari kemuliaan. Harapan yang lahir dari kejernihan iman, menjadikan mereka sebagai ksatria-ksatria tangguh dalam kancah jihad fi sabilillah. Terik panas gurun pasir, lembah gersang lagi tandus, pegunungan yang terjal, serta ancaman maut menghadang tidaklah menyurutkan langkah tegap mereka. Tentunya amalan yang selaras dengan ajaran agama, bukan tindakan terror khawarij yang membabi buta. Keinginan mereka tak lebih dari dua hal, hidup mulia dengan tegaknya Islam dimuka bumi atau gugur meraih syahid. Kemulaiaa, keberanian, serta ketangguhan yang mereka miliki menjadikan mereka layak menyandang gelar “Singa-Singa Padang Pasir”.

Sekilas Tentang Perang Nahand

Perang ini merupakan peperangan berskala besar yang berlangsung pada tahun 21 H. Berbagai kisah heroik dan menakjubkan mewarnai jalannya pertempuran. Sebuah gambaran jihad fi sabilillah di masa khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu’anhu. Peristiwa bersejarag ini berlangsung di Nawahand, sebuah kota besar yang terletak di Al-Gadhbah – Iran pada masa sekarang. Karena itulah peperangan ini dikenal dengan Perang Nahawand.

Latar Belakang

Bertahap tapi pasti pasukan Islam berhasil menaklukkan negeri Syam (Romawi) hingga Baitul Maqdis. Penaklukan ini terus berlanjut dengan dikuasainya negeri Mesir, kemudian Iraq hingga Istana Putih (Kerajaan Persia) di Madain jatuh di tangan kaum muslimin.

Singa-singa Padang Pasir terus merangsek memasuki wilayah territorial Persia. Bertubi-tubi kota demi kota berhasil dikuasai. Fenomena tragis ini menyulut kemarahan Yazdigird, raja Persia kala itu. Diapun melayangkan surat provokasi kepada para pimpinan wilayah di sekitar Nawahand, memotivasi mereka untuk berangkat menyerbu wilayah kaum muslimin. Upaya ini berhasil menghimpun sebuah pasukan besar berkekuatan 150.000 personil lengkap dengan persenjataannya. Detasemen gabungan artileri-kavaleri ini dibawah komando seorang panglima senior yang bernama Al-Fairuzan.

Merekapun bersepakat menyatukan kekuatan dan memobilisasi pasukan untuk menyerang kota Basrah dan Kufah. Rencana penyerangan pasukan Persia itusampai kepada Umar bin Al-Khattab radiyallahu’anhu di kota Madinah. Segera Umar bin Al-Khattab radiyallahu’anhu memerintahkan kaum muslimin untuk berkumpul di masjid. Beliau naik mimbar dan berkata : “Sesungguhnya hari ini adalah penentu bagi hari esok. Aku akan memberikan sebuah instruksi kepada kalian, maka dengarlah dan penuhilah! Jangan kalian saling berselisih sehingga kekuatan kalian menjadi sirna! Aku berkeinginan keras untuk maju bersama tentara-tentara di suatu tempat antara kota Basrah dan Kufah. Lantas aku akan himbau kaum muslimin untuk berangkat sebagai satuan tempur, hingga Allah member kemenangan kepada kita.”
Setelah mendengar gagasan-gagasan dari beberapa pemuka kaum muslimin, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu’anhu memutuskan untuk mendahului menyerbu wilayah Persia, dan mengangkat seorang dari pasukan yang berada di Iraq sebagai panglima perang. Beliau berkata : “Demi Allah, aku akan mengangkat seorang panglima perang yang akan menjadi ujung tombak di saat bertemu musuh esok hari.” Mereka bertanya : “Siapakah di wahai Amirul Mukminin?” Umar menjawab : “An-Nu’man bin Muqarrin”,”Dia memang pantas untuk hal itu,” sahut mereka.

Persiapan Pasukan Islam

Rencana penyerangan pasukan Persia merupakan ancaman besar bagi daerah kaum muslimin, terkhusus kota Basrah dan Kufah. Hal ini membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat sebelum pasukan Persia dating menyerbu. Umar radhiyallahu’anhu segera memerintahkan Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu’anhu agar berangkat dari kufah bersama pasukannya. Demikian pula instruksi diberikan kepada Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu agar berangkat bersama pasukannya dair Basrah.

Merekapun bergerak maju dengan membawa pasukan Islam dalam jumlah besar. Mereka benar-benar waspada atas segala kemungkinan yang akan terjadi. Hingga akhirnya seluruh pasukan Islam berkumpul di tempat yang telah disepakati, lengkapnya jumlah pasukan Islam menjadi 30.000 personil. Di dalamnya terdapat banyak pembesar sahabat Nabi shallallahu’alaih wasallam dan para pemimpin Arab. Bertindak sebagai panglima tertinggi seluruh pasukan Islam adalah An-Nu’man bin Muqarrin.

Seagai langkah awal, An-Nu’man mengutus Thulaihah, ‘Amr bin Ma’dikarib, dan ‘Amr bin Abi Salamah sebagai satuan intelijen di depan pasukan, untuk mengumpulkan informasi keadaan musuh. Thulaihah berhasil menyusup ke dalam barisan pasukan Persia, sementara kedua rekannya kembali di pertengahan jalan. Bahkan Thulaihah Al-Asadi berhasil membunuh beberapa petinggi pasukan Persia, menawan salah satu pimpinan mereka, dan mendapatkan data akurat tentang kekuatan musuh. Akhirnya, dapat diketahui bahwa tidak dijumpai adanya mara bahaya pada rute menuju Nawahand.

Jalannya Peperangan

An-Nu’man bin Muqarrin bersama pasukan Islam bergerak maju menuju Nawahand. Pasukan lini depan dipimpin oleh Nu’aim bin Muqarrin, pasukan penyerang di bawah komando Al-Qa’qa’ bin ‘Amr, sayap kiri dan kanan dipegang Hudzaifah bin Al-Yaman dan Suwaid bin Muqarrin. Adapun pertahanan belakang diatur oleh Mujasyi’ bin Mas’ud.

Di saat kedua pasukan berhadapan, An-Nu’man berikut pasukan Islam bertakbir tiga kali hingga mengguncang barisan musuh dan membuat mereka sangat ketakutan,  kemudian An-Nu’man menginstruksikan agar pasukan Islam meletakkan perbekalan mereka dan segera mendirikan tenda-tenda.

Disaat persiapan sudah matang, instruksi telah diberikan kepada tiap pimpinan regu, peperanganpun tak terelakkan lagi. Pasukan Islam serempak menyerbu barisan pasukan Persia.

Pada hari-hari itu begitu tampak bukti keimanan, ketangguhan, dan keberanian pasukan Islam. Perbandingan jumlah pasukan yang tak seimbang itu tidaklah menyurutkan langkah milisi militant Islam, hingga pasukan Persia melarikan diri berlindung ke dalam benteng. Pengepungan segera dilakukan dengan sangat ketat dari segala penjuru. Sementara pasukan Persia leluasa keluar menyerang dan masuk berlindung ke benteng sekehendak mereka.

Majelis Musyawarah Militer

Taktala pengepungan berjalan beberapa hari tanpa ada hasil yang diharapkan, para pimpinan pasukan Islam berunding bagaimana cara menghadapi musuh selanjutnya, ‘Amr bin Abi Salamah mengusulkan agar melanjutkan pengepungan. Sementara ‘Amr bin Ma’dikarib menyarankan untuk menyerang mereka.

Seluruh yang hadir menolak kedua usulan ini. Setelah itu, Thulaihah layaknya ahli strategi perang menyampaikan pendapatnya, agar mengutus sekelompok pasukan menyerang terlebih dahulu. Disaat pasukan kecil ini mendapat serangan musuh, maka mereka seolah-olah berlari kalah menuju pasukan inti. Disaat itu, seluruh pasukan menunjukkan kekalahan dan berlari mundur ke belakang. Jika musuh telah yakin akan kekalahan pasukan Islam, niscaya mereka bersemangat menyerang dan keluar dari benteng secara keseluruhan. Saat itulah pasukan Islam berbalik menyerbu hingga Allah menetukan akhir pertempuran tersebut. Maka seluruh yang hadir menyepakati strategi ini.

Pelaksanaan Hasil Musyawarah

Dengan perintah dari An-Nu’man, Al-Qa’qa’ bin ‘Amr berikut pasukan penyerang maju mengepung benteng. Ketika pasukan Persia menyerang, Al Qa’qa’ beserta pasukan berlari mundur dan terus mundur. Akhirnya pasukan Persia terkecoh keluar dari benteng dan maju menyerang, hingga tak tersisa di dalam benteng kecuali para penjaga pintu gerbang. Bersamaan dengan itu, musuh telah mempersiapkan 30.000 tentara khusus yang diikat dengan rantai besi dan menaruh besi-besi berduri dibelakang mereka (setiap 7 tentara diikat menjadi satu agar tidak melarikan diri dari perang dan memasang sejumlah manjanik (ketapel pelontar ukuran besar), menghujani pasukan Islam dengan batu-batu, hingga banyak tentara Islam yang terluka.

Sebagian tentara Islam mendatangi An-Nu’man, mereka berkata : “Tidakkah engkau melihat apa yang terjadi pada kami? Ijinkanlah bagi pasukan Islam untuk maju menyerbu musuh. “An-Nu’man menjawab : “Pelan-pelan…!” Ketika matahari tergelincir, pasukan Islam segera melaksanakan sholat dhuhur. Setelahnya An-Nu’man menaiki kudanya, memeriksa pasukan seraya menasehati untuk senantiasa bersabar dan gigih dalam berperang. Beliau memberikan instruksi, jika terdengar takbir pertama, maka hendaknya seluruh prajurit menyiapkan diri. Jika terdengar takbir kedua, maka hendaknya tidak ada satupun dari pasukan kecuali telah siap dengan senjatanya. Dan apabila takbir ketiga dikumandangkan, maka seluruh pasukan maju bergerak menyerbu. Beliau berkata : “Apabila aku terbunuh, maka Hudzaifah sebagai penggantiku. Apabila dia terbunuh maka Fulan sebagai penggantinya (hingga menyebutkan tujuh orang dan terakhirnya adalah Al-Muhirah).”

Setelah itu, beliau memanjatkan doa di hadapan pasukannya : “Ya Allah… muliakanlah agama-Mu dan kemenangan hamba-hamba-Mu.” Tentara-tentara Islampun menangis mendengar doa sang panglima, mereka patuh dan taat atas perintah yang telah diberikan. Lalu beliau kembali ke posisi semula.

Berkobarnya Api Peperangan

Siang itu, A-Nu’man dengan suara lantang bertakbir sekali dan mengibarkan panji perang, maka pasukan mulai bersiap-siap. Takbir kedua dikumandangkan dan pasukan semakin bersiap diri. Di saat takbir ketiga, makadengan sigap seluruh prajurit serentak menyerbu membombardir pasukan Persia, layaknya banjir besar yang tak terbendung. Pekikan takbir menggema pada setiap prajurit Islam yang maju menyerbu. Kedua pasukan bertemu, tak pelak pedang-pedang pun beradu, debu-debu beterbangan, lemparan tombak tak dapat dihindari, dan begitu banyak jasad tentara Persia bergelimpangan, membuat suasana semakin membara. Tiap-tiap tentara Islam bertempur dengan gigih mempertaruhkan nyawa.

Sungguh, cahaya iman telah memasuki sanubari. Masing-masing regu mempunyai andil melaksanakan tugasnya. Di sisi lain, musuh begitu terkejut mendapat serangan balik dari pasukan pemukul rekasi cepat pasir benar-benar terjadi. Sementara panji perang yang dipancangkan An-Nu’man berkibar-kibar di atas kudanya, maju menyibak garis pertahanan pasukan Persia.

Permukaan bumi yang licin bersimbah darah membuat banyak kuda tergelincir karenanya. Bahkan kuda An-Nu’man tergelincir jatuh membuat dirinya terlempar. Ketika itulah, salah satu anak panah musuh menembus lambung beliau hingga ia meninggal karenanya. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala meridhainya.

Selanjutnya panji perang diserahkan kepada Hudzhaifah bin Al-Yaman radiyallahu’anhu. Perang terus berlanjut. Menjelang malam pasukan Persia mengalami kekalahan telak dan lari tercerai-berai dikejar pasukan Islam. Akhirnya, Al-Fairuzan pun berhasil dibunuh oleh Qa’qa’ bin ‘Amr di tepi pegunungan Hamadan, Iran. Diperkirakan jumlah pasukan Persia yang terbunuh kala it lebih dari 100.000 personil. Akhirnya, kaum muslimin kembali meraih kemenangan sebagaimana dalam kancah peperangan lainnya. Sejarah yang senantiasa berulang dari masa ke masa dengan para pelaku yang berbeda. Kenyataan yang jelas terlihat oleh setiap mata, bukan hasil khayalan yang tak tentu arahnya. Benarlah, generasi awal umat ini merupakan sekumpulan manusia terbaik di muka bumi ini.

Inilah sepenggal mata rantai perjuangan kaum muslimin. Kemenangan, kejayaan, dan kekhilafahan di muka bumi akan terwujud dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala taktala mereka beriman dengan keimanan yang hakiki. Kemurnian ibadah hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, bersih dari noda kesyirikan merupakan modal utama bagi sebuah kemenangan. Tak hanya itu, keteguhan diatas ajaran Nabi shallallahu’alaihi wasallam merupakan perjuangan yang sarat dengan pengorbanan. Wallahu a’lam.

Memulai Program “Hello World” Menggunakan Visual Basic 2010



Assalamu’alaikum, Selamat tengah malam buat Agan dan Aganwati yang lagi begadang untuk nyari tugas hehehe.. :D, kali ini blog Cyber-History32 akan memposting tentang Program “Hello World” Menggunakan Visual Basic 2010. Langsung ke saja ke TKPnya..

1.      Pertama, buka program Visual Basic 2010nya..



2.      Kemudian klik “New Project..”
3.      Kemudian muncul macam-macam jenisnya, kita pilih “Console Application”. Untuk sebelumnya sebagian besar dari postingan di blog ini akan memilih jenis Console Application. Mungkin untuk yang lainnya hanya sedikit hehe.. Maaf ya sebelumnya.. :D. Kemudian untuk nama projectnya kita beri nama HelloWorld.



4.      Kemudian Pilih “OK”
5.      Kemudian muncul untuk tampilan scriptnya



6.      Kemudian kita ketikkan :

Console.WriteLine(“Hello World!”)
Console.ReadLine()

Kita taruh di antara Sub Main() dan End Sub sehingga menjadi begini :



7.      Kemudian kita jalankan atau di Run menggunakan tombol play atau kita tekan F5. SS untuk toolbarnya..





Nah.. udah jadi kan.. gampang kan? Untuk tulisan Hello World! bisa kalian ubah sesuka hati kalian.. sekian dari saya.. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

#Salam_Super

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda