Sabtu, 27 Juli 2013

Menjalan Aplikasi Web PHP dengan PHPTriad

PHPTriad merupakan salah satu paket yang digunakan untuk menjalankan PHP. PHPTriad terdiri dari beberapa tool yang digunakan agar palikasi program web yang dibuat dengan PHP bisa berjalan, PHPTriad terdiri dari :

1. Web Server Apache
2. Modul PHP
3. Database Server MySQL
4. PHPMyAdmin.

Menginstal PHPTriad (bold)

1. Jalankan Installer PHPTriad. PErtama kalinya anda akan dihadapkan pada "License Agrement", klik "I Agree".

 
2. Setelah itu semua proses instalasi berjalan secara otomatis, tunggu sampai installer PHPTriad menyelesaikan proses instalasi
http://i.imgur.com/iZvkIUc.png 
3. click Close jika proses instalasi berakhir.

Menjalankan PHPTriad


Setelah instalasi selesai, aplikasi web PHP belum bisa jalan juka apache dan database server MySQL masih belum dijalankan. Lakukan langkah dibawah ini :

1. Jalankan Apache dengan memilih menu "Start | All Programs | PHPTriad | Apache Console | Start Apache" di Windows XP, atau pilih "Start | Programs PHPTriad | Apache Console | Start Apache" untuk Windows 98/2000.

 
2. Jalankan juga MySQL, pilih menu "Start | All Programs | PHPTriad | MySQL-D-NT" di Windows XP, atau pilih "Start | Programs | | PHPTriad | MySQL-D-NT" untuk Windows 2000, atau "Start | Programs | | PHPTriad | MySQL-D" untuk Windows 98.

3. Jalankan Browser (seperti Internet Explorer). Dan masukkan alamat URL http://localhost.
 
Menyimpan Web Page

Untuk PHPTriad, semua file harus disimpan di "C:\apache\htdocs" agar bisas diakses oleh browser lewat web server. Misalkan file yang dibuat adalah "contoh.php" maka simpan file tersebut di "C:\apache\htdocs". Ketika mengakses lewat browser maka alamat URLnya adalah :
http://loclahost/contoh.php.

Mencoba Script PHP

Untuk percobaan awal, akan dibuat script yang memunculkan informasi PHP. Jalankan notepad dan ketik kode berikut :

<?php
phpinfo();
?>


Simpan file tersebut di "C:\apache\htdocs" dengan nama test.php dan jalankan di browser dengan nama http://localhost/test.php.

Sejarah Java


Pada 1991, sekelompok insinyur Sun dipimpin oleh Patrick Naughton dan James Gosling ingin merancang bahasa komputer untuk perangkat konsumer seperti cable TV Box. Dikarenakan perangkat tersebut tidak memiliki banyak memori, bahasa harus berukuran kecil dan mengandung kode yang liat. Juga karena manufakturmanufaktur berbeda memilih processor yang berbeda pula, maka bahasa harus bebas dari manufaktur manapun. Proyek diberi nama kode ”Green”.

Kebutuhan untuk fleksibilitas, kecil, liat dan kode yang netral terhadap platform mengantar tim mempelajari implementasi Pascal yang pernah dicoba. Niklaus Wirth, pencipta bahasa Pascal telah merancang bahasa portabel yang menghasilkan intermediate code untuk mesin hipotesis. Mesin ini sering disebut dengan mesin maya (virtual machine). Kode ini kemudian dapat digunakan di sembarang mesin yang memiliki interpreter. Proyek Green menggunakan mesin maya untuk mengatasi isu utama tentang netral terhadap arsitektur mesin.

Karena orang–orang di proyek Green berbasis C++ dan bukan Pascal maka kebanyakan sintaks diambil dari C++, serta mengadopsi orientasi objek dan bukan prosedural. Mulanya bahasa yang diciptakan diberi nama ”Oak” oleh James Gosling yang mendapat inspirasi dari sebuah pohon yang berada pada seberang kantornya, namun dikarenakan nama Oak sendiri merupakan nama bahasa pemrograman yang telah ada sebelumnya, kemudian SUN menggantinya dengan JAVA. Nama JAVA sendiri terinspirasi pada saat mereka sedang menikmati secangkir kopi di sebuah kedai kopi yang kemudian dengan tidak sengaja salah satu dari mereka menyebutkan kata JAVA yang mengandung arti asal bijih kopi. Akhirnya mereka sepakat untuk memberikan nama bahasa pemrograman tersebut dengan nama Java.

Produk pertama proyek Green adalah Star 7 (*7), sebuah kendali jarak jauh yang sangat cerdas. Dikarenakan pasar masih belum tertarik dengan produk konsumer cerdas maka proyek Green harus menemukan pasar lain dari teknologi yang diciptakan. Pada saat yang sama, implementasi WWW dan Internet sedang mengalami perkembangan pesat. Di lain pihak, anggota dari proyek Green juga menyadari bahwa Java dapat digunakan pada pemrograman internet, sehingga penerapan selanjutnya mengarah menjadi teknologi yang berperan di web.

Gambar 1 (http://prntscr.com/1hx3h7)

Java telah mengakomodasi hampir seluruh fitur penting bahasa–bahasa
pemrograman yang ada semenjak perkembangan komputasi modern manusia :

  1. Dari SIMULA, bahasa pada tahun 65-an, bahasa yang paling mempengaruhi Java sekaligus C++. Dari bahasa ini diadopsi bentukan–bentukan dasar    dari pemrograman berorientasi objek.
  2. Dari LISP – bahasa tahun 55-an. Diadopsi fasilitas garbage collection, serta kemampuan untuk meniru generic list processing, meski fasilitas    ini jarang yang memanfaatkannya.
  3. Dari Algol – bahasa pada tahun 60-an, diambil struktur kendali yang dimilikinya.
  4. Dari C++, diadopsi sintaks, sebagian semantiks dan exception handling
  5. Dari bahasa Ada, diambil strongly type, dan exception handling.
  6. Dari Objective C, diambil fasilitas interface.
  7. Dari bahasa SmallTalk, diambil pendekatan single-root class hiérarchie, dimana object adalah satu kesatuan hirarki pewarisan
  8. Dari bahasa Eiffel, fasilitas assertion yang mulai diterapkan di sebagian JDK 1.4

Sejarah Nama Indonesia



Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama, sementara kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.

Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.

Nama Indonesia

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur")), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):

"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
 
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"

Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.

Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia")..
 
Politik

Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai akibatnya, pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,
 
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia-Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air pada masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."

Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia-Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesië diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Permohonan ini ditolak. Sementara itu, Kamus Poerwadarminta yang diterbitkan pada tahun yang sama mencantumkan lema nusantara sebagai bahasa Kawi untuk "kapuloan (Indonesiah)".

Dengan pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia-Belanda". Pada tanggal 17 Agustus 1945, menyusul deklarasi Proklamasi Kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.

Pemberontakan Warsawa



Pada masa Perang Dunia II terdapat dua pemberontakan di Warsawa, yaitu Pemberontakan Ghetto Warsawa (1943) dan Pemberontakan Warsawa (1944).

Pemberontakan Ghetto Warsawa


Pemberontakan Ghetto Warsawa terjadi setelah penduduk Yahudi yang sebelumnya dipaksa tinggal di sana oleh Nazi mulai dipindahkan secara besar-besaran ke kamp-kamp konsentrasi di Polandia, untuk melaksanakan "Solusi Terakhir" (Endlösung) Hitler untuk memusnahkan kaum Yahudi dari wilayah kekuasaannya.

Pada mulanya, kebanyakan kaum Yahudi tidak tahu bahwa perintah pemindahan mereka merupakan awal dari perjalanan menuju kematian. Hal ini karena Nazi mengatakan bahwa mereka akan dipindahkan ke tempat yang lebih baik di Rusia. Akibatnya, kaum Yahudi meninggalkan ghetto dengan perasaan tenang.

Kemudian datang kabar dari gerakan perlawanan bahwa orang-orang yang meninggalkan ghetto ternyata dikirimkan ke kamp-kamp militer, terutama Treblinka, untuk dibunuh di kamar gas. Akhirnya, di bawah sejumlah pengikut Zionis dan sosialis, orang Yahudi yang tersisa bangkit melawan orang Jerman yang hendak mendeportasi mereka.

Untuk mematahkan perlawanan mereka, pemimpin SS Himmler mengirimkan Jenderal SS Stroop dan pasukannya yang terdiri atas campuran pasukan SS-polisi, tentara reguler, dan milisi-milisi Latvia dan lokal yang pro-Nazi. Perlawanan kaum Yahudi berlangsung selama tiga bulan. Sisa-sisa penduduk ghetto kemudian dibunuh di Treblinka sementara kawasan ghetto Warsawa sendiri diratakan dengan tanah.

Pemberontakan Warsawa



Pemberontakan Warsawa tahun 1944 pecah pada bulan Agustus 1944. Pemberontakan tersebut dilatarbelakangi oleh perselisihan antara pemerintah Polandia di pengasingan dengan Uni Soviet.

Pada saat mengusir tentara Jerman dari Polandia, Uni Soviet mendudukkan pemerintahan yang dipimpin oleh para tokoh komunis Polandia. Hal ini tidak disenangi oleh pemerintah Polandia di pengasingan, yang didukung oleh kebanyakan penduduk Polandia yang anti-Soviet dan anti-komunis.

Agar dapat mematahkan klaim Soviet sebagai "pembebas" Polandia, kelompok gerilya anti-komunis Polandia di bawah pimpinan Jenderal Bor Komorowski berusaha untuk merebut Warsawa dari tangan Jerman ketika Tentara Merah berada di depan gerbang Warsawa.

Pemberontakan meletus pada awal Agustus 1944, di mana kaum gerilyawan dan penduduk sipil Warsawa bahu-membahu untuk merebut ibukota mereka dari tangan Nazi. Hitler yang marah mengirimkan pasukan SS untuk mematahkan perlawanan tersebut. Di antara pasukan SS tersebut terdapat sebuah unit yang terdiri atas orang hukuman. Selain itu, SS juga mengerahkan tentara bayaran mereka yang kejam, yang terdiri atas orang-orang Rusia, Ukraina, dan Muslim Rusia.

Ketika pemberontakan terjadi, Stalin membuat langkah menentukan yang menghancurkan perlawanan orang Polandia. Stalin tidak mengirimkan tank ke Warsawa, namuun dia memerintahkan pasukannya untuk berhenti di pinggiran kota Warsawa dan membiarkan Jerman berkonsentrasi untuk menumpas kaum gerilyawan. Bahkan dia juga melarang pesawat-pesawat terbang Inggris dan Amerika untuk mengirimkan bantuan kepada gerakan perlawanan di Warsawa.

Segera saja kaum gerilyawan Polandia kewalahan. Dalam aksi untuk menumpas perlawanan, pasukan SS dan tentara bayaran mereka melakukan berbagai aksi pembunuhan, perampokan, dan pemerkosaan terhadap penduduk sipil Warsawa.

Diperkirakan 150.000 penduduk Warsawa tewas selama pertempuran yang berlangsung hingga Oktober 1944. Bor Komorowski sendiri kemudian ditawan Jerman.

Baru pada bulan Januari 1945, ketika kekuatan anti-komunis sudah lumpuh, Tentara Merah membebaskan Warsawa dan menempatkan Polandia di bawah kekuasaan para tokoh komunis Polandia.

Pengeboman Pearl Harbour

Attack on Pearl Harbor Japanese planes view.jpg

Pengeboman Pearl Harbor merupakan serangan mendadak yang dilaksanakan oleh Angkatan Laut Jepang atas Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS) yang tengah berlabuh di pangkalan Pearl Harbor, Hawai'i, pada tanggal 22 Januari 1941. Serangan ini mengakibatkan sebanyak +/- 20 kapal-kapal perang dan 188 pesawat terbang Amerika rusak atau hancur, serta menelan 2.403 korban jiwa. Di lain pihak, Jepang 'hanya' kehilangan 55 dari 441 pesawat yang digunakan dalam serangan.

Setelah peristiwa ini, Jepang baru menyatakan perang kepada Amerika Serikat dan memulai kampanye militernya di Asia-Pasifik Raya. Serangan ini mengawali keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Pasifik.

Selayang Pandang


Pada tanggal 26 November 1941, sebuah armada Jepang yang terdiri dari enam kapal induk, dua kapal tempur, dua penjelajah berat, satu penjelajah ringan, sembilan perusak, dan delapan tanker bergerak meninggalkan meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril. Armada yang dipimpin oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo tersebut berlayar menuju Pearl Harbor tanpa melakukan hubungan radio apapun (radio silence).

Pada pagi hari tanggal 7 Desember 1941, ratusan pesawat tempur, pengebom, dan pengebom-torpedo diluncurkan dari keenam kapal induk tersebut, dan mengebom pangkalan militer Amerika Serikat di kepulauan Hawaii (terbesar merupakan pangkalan udara Angkatan Darat Amerika Serikat di pangkalan militer Angkatan Udara Hickam), dan kebanyakan kapal yang berlabuh di pelabuhan Pearl, termasuk "Barisan Kapal Tempur". Hampir semua kapal terbang Amerika dimusnahkan di atas tanah; hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. Dua belas kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawa mereka. Kapal perang USS Arizona diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan jiwa, hampir separuh dari orang Amerika yang mati. Badannya diabadikan menjadi tugu peringatan kepada mereka yang tewas pada hari itu, kebanyakan dari mereka diabadikan di dalam kapal tersebut.

Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada Perang Dunia II dan korban pertama serangan Pearl Harbor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang dan menenggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Terdapat lima kapal selam kerdil kelas Ko-hyoteki yang merancang untuk mentorpedo kapal Amerika Serikat saat pengeboman dimulai. Tidak satupun kapal selam tersebut berhasil kembali, dan hanya empat dari lima yang dijumpai semenjak itu. Dari sepuluh kelasi kapal selam tersebut, sembilan mati dan hanya seorang selamat , Sakamaki Kazuo, yang ditangkap; dia merupakan tahanan perang pertama yang ditangkap oleh pihak Amerika dalam Perang Dunia II.

Analisis gambar terkini oleh Institut Angkatan Laut Amerika Serikat - United States Naval Institute menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan besar salah sebuah kapal selam kerdil telah berhasil memasuki pelabuhan, dan berhasil menembakkan torpedo ke arah USS West Virginia. Kedudukan terakhir kapal selam ini tidak diketahui.

Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah: Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Soryu, Zuikaku. Semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan pengebom-pejuang (fighter-bombers). Dari semuanya, 29 musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang, dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.

Serangan pertama terhadap Pearl Harbor adalah pada pukul 07:53 tanggal 7 Desember, Waktu Hawai'i ataupun pukul 03:23 tanggal 8 Desember Waktu Jepang. Militer Jepang mulai memasuki perbatasan Jajahan Baru Hong Kong pada subuh 8 Desember 1941. Hong Kong Time adalah satu jam belakang Masa Kemenangan Jepang, dengan itu serangan pada Pearl Harbor merupakan sebagian perperangan pentas luas serangan hampir serentak dan bukannya permulaan —24 jam sebelum serangan di Asia— gambaran yang mungkin kelihatan jika sekilas melihat tanggal.

Strategi

Tujuan serangan Pearl Harbor adalah untuk melumpuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, walaupun untuk sementara. Laksamana Isoroku Yamamoto sendiri menyatakan bahwa serangan yang berhasil sekalipun hanya memberikan setahun dua tahun kebebasan bertindak. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun (bermula pada tahun 1937) dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut bermulai pada Januari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak setelah perselisihan sesama tentara laut Kekaisaran (Imperial Navy infighting).

Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk memutuskan perundingan dengan Amerika Serikat sebelum (dan hanya sebelum) serangan tersebut. Duta dari Kedutaan Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu, telah mengadakan perbincangan lanjut dengan Departemen Negara mengenai reaksi Amerika Serikat terhadap pergerakan Jepang ke Indochina pada musim panas. Hanya sebelum serangan, perutusan panjang dengan tujuan mengantarkannya dari Kedutaan ke Kantor Urusan Luar Negeri di Tokyo, dengan tujuan untuk mengantarkannya ke Sekretaris Hull sejurus sebelum serangan dijadwalkan bermula (contoh., 1 PM waktu Washington). Disebabkan kelewatan nyah-enkripsi dan menaip, tangan kanan Kedutaan gagal melakukannya; perutusan panjang memutuskan perundingan diantarkan lama setelah waktu yang sepatutnya, dan lama selepas serangan telah bermulai. Kelewatan penyampaian nota tersebut menambah kemarahan Amerika Serikat terhadap serangan tersebut, dan sebab utama bagi gambaran terkemuka Roosevelt sebagai "… tanggal yang akan abadi dalam kekejian". Yamamoto kelihatannya setuju; dia juga tidak gembira dengan kesalahan waktu. Dia dikatakan telah berkata, "Saya bimbang apa yang kita lakukan adalah membangunkan raksasa yang tidur dan memberikannya tekad yang dashyat", tetapi ini dikatakan petikan yang dicipta untuk filem, Tora! Tora! Tora!. Walaupun petikan itu bukan disebut oleh Yamamoto, ia kelihatannya menggambarkan perasaannya mengenai serangan tersebut.

Kedua bagian perutusan akhir telah dinyah-enkripsi oleh Amerika Serikat lama sebelum Kedutaan Jepang berhasil melakukannya, dan nyah-enkripsi bagian kedua yang menyebabkan Jenderal George Marshall untuk menghantar peringatan terkenalnya ke Hawaii pada pagi — yang sebenarnya diantar oleh, penunggang sepeda perutusan Jepang kelahiran Amerika, kepada Jenderal Walter Short di Pearl Harbor beberapa jam selepas serangan berakhir (terdapat kesulitan dengan komunikasi Militer, dan kelewatan penghantaran akibat kabel perdagangan, dan entah bagaimana kehilangan tanda "PENTING" dalam penghantarannya).

Dampak sesaat

Dari segi tujuan strategi serangan ke atas Pearl Harbor merupakan, dalam tempo singkat ke serdahana, kejayaan gemilang yang melampaui mimpi terbaik perancangnya dan mempunyai sedikit yang setanding dengannya dalam sejarah ketentaraan di era apapun. Disebabkan kehilangan yang parah di Pearl Harbor dan penjajahan lanjutan Jepang di Filipina, dalam tempo enam bulan berikutnya, angkatan laut Amerika Serikat hampir gagal memainkan peranan penting dalam pentas Asia Perang Dunia II. Dengan Angkatan Pasifik Amerika Serikat hampir keluar dari perkiraan, pihak Jepang bebas dari kebimbangan mengenai kekuasaan laut Pasifik lain. Jepang terus menjajah Asia Tenggara, seluruh barat daya Pasifik dan mengulurkan cengkeramannya jauh ke Samudera Hindia.

Dampak masa panjang

Bagaimanapun, dalam jangka masa panjang serangan ke atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Malah Laksamana Yamamoto Isoroku, yang mencetuskan ide menyerang Pearl Harbor, telah meramalkan bahwa sungguhpun dengan kejayaan menyerang Angkatan Amerika Serikat tidak akan dan tidak mampu memenangkan peperangan dengan Amerika Serikat, sebab kemampuan pengeluaran Amerika terlalu besar. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kapal induk Amerika Serikat yang diletakkan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi — Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya, dan Saratoga berada di San Diego selepas pengubah-suaian di Galangan Angkatan Laut Puget Sound. Merusak kebanyakan kapal perang Amerika Serikat dari bertugas, dianggap secara meluas— oleh tenteAngkatan Laut dan pemerhati sedunia —sebagai keberhasilan cermelang bagi pihak Jepang. Kehilangan kapal perang meninggalkan AL AS tiada pilihan kecuali meletakkan keyakinan mereka pada kapal induk dan kapal selam, yang merupakan kebanyakan yang tinggal—dan ini merupakan peralatan dengan mana AL AS menghentikan dan kemudian mengundurkan kemajuan Jepang. Kehilangan kapal perang sebenarnya tidak sepenting yang dipikirkan oleh semua orang sebelum (di Jepang) dan selepas serangan (di Jepang dan Amerika Serikat).

Kemungkinan yang paling penting, serangan Pearl Harbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak Sekutu. Sebagian sejarawan percaya bahwa Jepang tetap akan kalah, tanpa memandang samaada depot minyak dan kedai mesin dimusnahkan atau sekiranya kapal induk berada di pelabuhan dan ditenggelamkan.
Tindakan pembalasan Amerika Serikat

Pada 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang atas Jepang dengan Jeannette Rankin yang merupakan orang yang satu-satunya tak setuju atas pernyataan itu. Franklin D. Roosevelt menandatangani pernyataan perang tidak lama kemudian, menggelar hari sebelumnya "tanggal yang akan kekal dalam keburukan." Pemerintah Amerika Serikat meneruskan pengerahan tentara, dan mulai beralih kepada ekonomi perang.

 

Permasalahan terkait adalah kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas Amerika Serikat pada 11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok Poros, tetapi tetap melakukannya. In pastinya menggandakan kemarahan penduduk Amerika dan membenarkan Amerika Serikat untuk menningkatkan sokongannya terhadap Britania Raya, yang melewatkan sedikit tempo tindakan pembalasan Amerika atas kekalahan di Pasifik.

Kepentingan dalam sejarah

Pertempuran ini, sebagaimana Pertempuran Lexington dan Concord, mempunyai dampak terhadap sejarah. Ia hanya mempunyai sedikit dampak militer akibat kegagalan angkatan laut Jepang untuk menenggelamkan kapal induk Amerika Serikat, tetapi sungguhpun sekiranya kapal induk telah ditenggelamkan tidak akan membantu Jepang dalam jangka masa panjang. Serangan tersebut membuat Amerika Serikat terlibat penuh dan ekonomi pengilangan dan pelayanannya yang besar kepada Perang Dunia II, mendorong pada kekalahan blok Poros sedunia. Saat mendengar bahwa serangan atas Pearl Harbor akhirnya telah melibatkan Amerika Serikat ke dalam peperangan, Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill, menulis "Dengan emosi dan penuh perasaan yang puas, saya baring ke pembaringan dan tidur dengan tidur orang yang diselamatkan dan bersyukur". (Sir Winston Churchill – The Second World War, jilid 3, halaman 539)". Kemenangan pihak Sekutu dalam pertempuran ini dan kebangkitan Amerika Serikat sebagai kuasa besar dunia telah membentuk politik internasional sejak saat itu.

Jumat, 26 Juli 2013

Download Modul Pemrograman

Kali ini saya akan bagi" buku modul.. yah lumayan tebel lah.. itung-itung mungkin 700 halaman, 500, yang 1200 pun ada.. :v. Authornya O'Rielly..

Ok langsung saja ke TeKaPe

Web Design - 40.37 MB - http://adfoc.us/16441328837567
SQL - 48.39 MB - http://adfoc.us/16441329619674
Ajax - 49.50 MB - http://adfoc.us/16441329619940
Android Development - 46.74 MB - http://adfoc.us/16441329620324
C - 53.73 MB - http://adfoc.us/16441329620579
C# - 30.36 MB - http://adfoc.us/16441329620839
Design Pattern - 40.06 MB - http://adfoc.us/16441329620932
HTML5 - 71.62 MB - http://adfoc.us/16441329621062
EJB - 22.03 MB - http://adfoc.us/16441329621158
HTML with CSS & XHTML - 20.80 MB - http://adfoc.us/16441329621271
Java - 34.62 MB - http://adfoc.us/16441329621445
Javascript - 51.15 MB - http://adfoc.us/16441329621659
jQuery - 68.69 MB -  http://adfoc.us/16441329621762
Mobile Web - 78.99 MB - http://adfoc.us/16441329621906
Networking - 38.32 MB -  http://adfoc.us/16441329622012
Object Oriented Analysis and Design - 51.66 MB - http://adfoc.us/16441329622207
PHP & MySQL - 67.00 MB - http://adfoc.us/16441329622364
PMP - 70.41 MB - http://adfoc.us/16441329622542
Programming - 13.45 MB - http://adfoc.us/16441329622601
Python - 28.19 MB - http://adfoc.us/16441329622768
Rails -  36.53 MB - http://adfoc.us/16441329622867
Software Development - 43.34 MB - http://adfoc.us/16441329622918

Link rusak atau Downloadannya.. harap hubungi dokter.. :v (Bima)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda